Jakarta , Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung penuh kerja sama yang dijalin Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) Indonesia dengan pengusaha dari China, Singapura, dan Malaysia di sektor pertanian. Langkah ini diharapkan mampu mendorong sektor pertanian Indonesia menuju industrialisasi dan hilirisasi berbasis koperasi demi peningkatan kesejahteraan petani. “Pertanian Indonesia perlu didukung untuk masuk ke industrialisasi dan hilirisasi berbasis koperasi,” kata Budi Arie usai penandatanganan MoU di Jakarta, Kamis (7/11).
Pada acara tersebut, hadir Kepala Perwakilan China Council for The Promotion of International Trade (CCPIT) di Indonesia, Li Feng, dan para pengusaha asing. Menkop berharap agar kerja sama yang saling menguntungkan ini terus berkembang, terutama dalam mengintegrasikan teknologi dan modal asing ke dalam sektor koperasi Indonesia.
Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono turut menambahkan bahwa Kemenkop akan terus mendukung kerja sama koperasi dengan perusahaan asing dalam upaya mengembangkan sektor industri pertanian di Indonesia. . “Inkud bergerak di tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, dan peternakan,” ujar Ferry.
Selain itu, Ferry menekankan pentingnya keterlibatan koperasi dalam aktivitas industri, bukan hanya produksi bahan baku. “Tujuannya agar koperasi dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing,” ungkapnya. Dengan langkah ini, koperasi diharapkan mampu bertransformasi menjadi badan usaha besar yang mampu bersaing di pasar global.
Ketua Umum Inkud, Portasius Nggedi, menambahkan bahwa mitra Inkud dari Kadin China memberikan donasi peralatan senilai US$1,7 juta untuk mendukung program pemerintah Makan Bergizi Gratis. Bantuan lainnya datang dari Shenyang Agricultural University berupa pembangunan laboratorium pertanian dan perkebunan di Indonesia.
Selain China, Inkud juga bekerja sama dengan pengusaha Singapura untuk mendirikan pabrik CPO (Crude Palm Oil) dan refinery, dengan rencana pembangunan lima pabrik, salah satunya di Jambi. Portasius menyebut bahwa pengusaha Singapura akan bertemu langsung dengan petani sawit di Jambi, menjadikan para petani sebagai subjek utama dalam ekosistem bisnis ini dari hulu ke hilir.
Langkah ini menjadikan petani bukan hanya sebagai pemasok bahan mentah, tetapi sebagai bagian aktif dari seluruh rantai pasokan.