Tanah Datar , Prof. Dr. Atriyon Julzarika, putra daerah asal Jorong Kubang Landai, Nagari Saruaso, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, resmi dikukuhkan sebagai guru besar dan profesor riset di BRIN pada Selasa (19/11/2024). Atriyon meraih gelar bergengsi ini di usia muda, yakni 39 tahun, dengan jabatan Peneliti Ahli Utama golongan IV E.
Melansir dari YouTube BRIN Indonesia, perjalanan pendidikan Atriyon dimulai dari SDN 07 Kubang Landai yang ia tamatkan pada 1997. Ia melanjutkan ke SMP 1 Batusangkar dan SMA 1 Batusangkar, masing-masing tamat pada 2000 dan 2003. Gelar sarjana hingga doktoralnya, semuanya ia raih di Universitas Gadjah Mada, dengan bidang keahlian teknik geodesi dan geomatika, hingga akhirnya mendapatkan gelar doktor teknik geoteknik pada 2021.
Keahlian Atriyon terfokus pada riset ilmu geodesi, khususnya pemodelan bumi dengan kepakaran topografi dinamis. Sejak 2006, ia mengembangkan inovasi topografi dinamis dengan mengintegrasikan berbagai aspek seperti reformasi vertikal dan dinamika semu. Metode ini mendukung pembaruan data elevasi untuk beragam geospasial tematik, termasuk perairan bumi, infrastruktur, hingga wilayah kutub. Hingga kini, ia telah menghasilkan lebih dari 185 karya ilmiah yang ditulis sendiri maupun bersama rekan penulis.
Karier Atriyon dimulai sebagai CPNS pada 2008 dan peneliti di LAPAN pada 2010. Ia menapaki berbagai jenjang hingga mencapai Peneliti Ahli Utama pada 2023. Selain itu, ia menjabat sebagai ketua tim di LAPAN dan ketua kelompok riset di BRIN. Berbagai penghargaan telah ia raih, termasuk Satyalancana Karya Satya 10 tahun dari Presiden dan artikel dengan sitasi tertinggi di bidang geofisika pada 2022-2023.
Atriyon tidak hanya aktif dalam riset, tetapi juga menjadi pembimbing mahasiswa dari jenjang D3 hingga S3, serta pembimbing jabatan peneliti di BRIN. Dengan kerja keras dan dedikasinya, ia menjadi inspirasi bagi generasi muda, terutama di dunia riset, untuk terus berkarya dan mencapai prestasi.
